BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beragam persoalan selalu mengikuti proses
penyempurnaan pembangunan di bidang pendidikan Indonesia. Baik di bidang
pendidikan formal, non formal maupun informal. Semua bidang memiliki kendala
sendiri-sendiri. Pada jalur non formal (program pendidikan kesetaraan khususnya
kejar paket A,B dan C)misalnya, hingga kini masih banyak hambatan social
masyarakat. Hal ini disebabkan karena orang yang seharusnya mengikuti program
pendidikan ini mayoritas berusia di atas 44 tahun, sehingga rata-rata mereka
beranggapan, tak ada gunanya melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lainnya karena
adanya perasaaan malu di kalangan warga belajar sendiri karena program paket A
ini untuk kesetaraan sekolah dasar.
Meski menyadari adanya hambatan,
namun pemerintah tatap menjalankan program ini. Karena hal ini merupakan salah
satu bentuk tanggung jawab dari pemerintah untuk memfasilitasi dan memberikan
kesempatan kepada setiap warga negaranya untuk mengakses pendidikan.
Karena begitu banyak persoalan-persoalan
yang ada pada pendidikan non formal khusuisnya pada program kesetaraan kejar
paket A, B dan C maka dalam makalah ini akan membahas tentang program
kesetaraan kejar paket A, B dan C
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diangkat dan dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
a.
Apa Pengertian Pendidikan Kesetaraan ?
b.
Apa Saja Peranan dan Tujuan Pendidikan
Kesetaraan ?
c.
Apa Saja Kendala yang dihadapai dalam
Pendidikan Kesetaraan ?
d.
Program kejar Paket A ?
e.
Program Kejar Paket B ?
f.
Program Kejar Paket C ?
C. Prosedur Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan
di atas maka akan diselesaikan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu :
a.
Pendekatan
teori, secara teori akan menggunakan kajian-kajian pustaka yang relevan,
hasil-hasil penelitian, makalah dan blog-blog website pendidikan.
b.
Pendekatan
praktis, dengan menggunakan data-data yang tersedia di lapangan.
D.
Sistematika Uraian
Penulisan
makalah ini diawali dengan kata pengantar yang berisi ucapan rasa syukur dan
pengantar mengeni makalah yang akan dibahas oleh penulis. Kemudian Bab 1
mengenai pendahuluan yang didalamnya berisi, (1) latar belakang, (2) rumusan
masalah, (3) metode penelitian, dan (4) sistematika penulisan.
Bab 2
mengenai ” Pendidikan kesetaraan program kejar paket A, B, dan C
” mencakup, (1) Apa Pengertian Pendidikan Kesetaraan (2), Apa Saja Peranan dan Tujuan
Pendidikan Kesetaraan (3)
Apa
Saja Kendala yang dihadapai dalam Pendidikan Kesetaraan, (4) Program kejar Paket A, (5) Program
Kejar Paket B, (6) Program Kejar Paket C.
Sedangkan Bab 3 membahas mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan ini merupakan
kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pendidikan luar sekolah sebagai suatu
sub system pendidikan non formal. Yang dimaksud pendidikan non formal adalah “
pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan-peraturan yang tetap dan ketat”. Dengan adanya batasa pengertian
tersebut, rupanya pendidikan non formal tersebut berada antara pendidikan formal
dan pendidikan informal.
Pendidikan Kesetaraan adalah salah
satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok
belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B setara SMP/MTs,
dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan
sejenis lainnya.
Dalam
UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan mengganti.
Berkenaan dengan hal tersebut di
atas, maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memperluas akses pendidikan
guna mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah melalui pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan non formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum yang mencakup Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan
Paket C (setara SMU).
B.
Peranan dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan
1.
Peranan Pendidikan Kesetaraan
Peran pendidikan Kesetaraan yang
meliputi program Paket A, B dan C sangat strategis dalam rangka pemberian bekal
pengetahuan. Penyelenggaraan program ini terutama ditujukan bagi masyarakat
putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah-daerah khusus, seperti daerah perbatasan, daerah bencana, dan daerah
yang terisolir yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang memadai bahkan
juga bagi TKI di luar negeri dan calon TKI.
Memahami nilai dan manfaat program
pendidikan kesetaraan bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat menjadi salah
satu faktor utama yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi pada program
yang diselenggarakan dengan antusias. Untuk skala nasional, penyelenggaraan
program pendidikan kesetaraan dimaksudkan sebagai upaya untuk mendukung dan
mensukseskan program pendidikan wajib belajar 9 tahun yang merupakan penjabaran
dari rencana strategis Departemen Pendidikan nasional yang meliputi perluasan
akses, pemerataan, dan peningkatan mutu pendidikan.
2.
Tujuan Pendidikan Kesetaraan
Tujuan pendidikan kesetaraan program kejar
paket A, B dan C adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga
belajar sehingga dpat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang setara
dengan lulusan sekolah, lulusan SMP, dan setara dengan lulusan SMA.
C.
Kendala yang dihadapai dalam Pendidikan Kesetaraan
Mengajak warga masyarakat untuk belajar di
kelompok belajar (Kejar) paket tidaklah mudah. Sesuai denga sebutannya yakni
Kejar, kita betul-betul harus mengejar para calon warga belajar ini. Memotivasi
mereka dan menjelaskan akan pentingnya pendidikan. Untuk itu memang perlu
memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan terhadap sasaran didik ini.
Maklumlah, mereka adalah orang-orang yang bermasalah. Bermasalah dalam artian
berkaitan dengan berbagai masalah seperti masalah ekonomi sehingga membuat
mereka tidak mampu melanjutkan pendidikannya di pendidikan formal.
Faktor-faktor yang paling sering
mempengaruhi kegagalan mereka melanjutkan pendidikan formalnya antara lain yang
paling signifikan adalah faktor ekonomi. Oleh karena itulah faktor ekonomilah
yang lebih mereka perhatikan dari pada pendidikan. Pada saat melaksanakan
proses belajar ini juga sarat dengan menghadapi berbagai kendala seperti warga
belajar yang bermalas-malasan. Kendala lainya adalah masalah cuaca yang kurang
bersahabat. Terutama sekali saat-saat musim penghujan. Pada musim penghujan
biasanya warga belajar malas keluar rumah untuk diajak belajar.
Untuk
memberikan semangat (motivasi) kepada warga belajar agar tetap senang belajar,
maka pengelola program pendidikan kesetaraan diharapkan juga mendirikan Taman
bacaan masyarakat (TBM), yaitu merupakan sarana belajar bagi masyarakat untuk
memperoleh informasi dan mengembangkan pengetahuan guna memenuhi minat dan
kebutuhan belajarnya yang bersumber dari bahan bacaan dan bahan pustaka
lainnya. Ini semacam perpustakaan mini dan tersebar untuk menjangkau masyarakat
yang jauh dari layanan perpustakaan. Ada dua sasaran prioritas utama sasaran
pendirian taman bacaan masyarakat, pertama untuk peningkatan minat baca masyarakat
dan kedua untuk memelihara kemampuan keaksaraan masyarakat. Disamping itu,
diharapkan keberadaan TBM bisa menjadai tempat berkumpul warga masyarakat untuk
sekedar ngobrol mempererat silaturahim tukar informasi untuk memperkaya
wawasan. Dengan demikian TBM pun bisa berfungsi sebagai ruang publik untuk
melakukan sosialisasi diri, termasuk mempromosikan/mengenalkan program-program
pendidikan nonformal kepada masyarakat.
Dalam
Pelaksanaan Program Paket A setara SD dan Paket B Setara SUP, berbagai permasalahan
yang paling berat dihadapi, diuraikan sebagai berikut:
a. Warga
belajar
Permasalahan yang berkaitan dengan warga
belajar adalah:
a)
lokasi tempat tinggal warga belajar
saling berjauhan sehingga sulit mendapatkan satu kelompok sebanyak 40 orang
warga belajar;
b)
latar belakang sosial ekonomi warga
belajar lemah sehingga frekuensi kehadirannya sangat rendah;
c)
warga belajar menjadi pencari nafkah keluarga,
mereka hanya belajar kalau waktu mengizinkan;
d)
motivasi belajar rendah, mereka berpendapat
tanpa belajarpun mereka sudah mendapatkan uang.
b. Tutor
Tugas tutor bukanlah mengajar tetapi membimbing warga
belajar dalam memahami materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar. Untuk itu diperlukan tutor yang paham akan masalah
Pendidikan.
Masalah
yang menghambat pelaksanaan Paket A, B dan C adalah:
a)
sulit mendapatkan tutor yang memiliki
latar belakang keguruan, khususnya tutor IPA dan Bahasa Inggris;
b) honorarium yang diterima tutor tidak
memadai
c) usaha peningkatan kemempuan Tutor tidak
merata, banyak Tutor yang tidak pernah ditatar dan tempat tinggal Tutor jauh
dari warga belajar.
Seorang Tutor untuk mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik seharusnya dilengkapi dengan kebiasaan seperti:
a)
Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan
belajar
b) Kemampuan menyusun program prmbelajaran yang
berorientasi pada tujuan yang diinginkan
warga belajar
c)
Kemampuan berkomunikasi agar mampu menggunakan berbagai cara alam pembelajaran.
d)
Kemampuan menjalankan program dalam
arti kemampuan mengorganisir program.
e) Kemampuan menilai hasil program. Dengan
demikian Tutor harus mengalami standar yang harus dicapai pada setiap kurun
waktu.
f) Kemampuan menggunakan hasil penilaian dalam
usaha memperbaiki program di masa mendatang.
c.
Prasarana dan Sarana
a)
Prasarana
Permasalahan prasarana
belajar yang dapat dipertimbangkan sebagai penyebab hambatan belajar antara
lain:
Ø belum
memiliki gedung sendiri, tetapi masih memanfaatkan Balai Desa; gedung sekolah
yang kosong dan tempat pertemuan lainnya, sehingga tidak jarang meminjam tempat
tinggal tokoh masyarakat atau rumah warga belajar yang luas. Dengan
dilembagakannya PKBM sebagai tempat segala kegiatan yang ada di masyarakat, maka
dapat digunakan oleh warga belajar Kejar Paket P, dan B Setara;
Ø lokasi gedung sekolah jauh dari tempat
tinggal warga belajar; dan
Ø fasailitas belajar kurang memadai.
b) Sarana
Sarana belajar sebagai media yang
digunakan untuk belajar membawa berbagai hambatan antara lain: (a) jumlah modul
terbatas, yaitu 1 modul untuk 3 orang warga belajar, yang seharusnya 1 modul
untuk tiap warga belajar, akibatnya mereka sukar untuk dapat melaksanakan
proses belajar mandiri; (b) terbatasnya jumlah buku yang dapat menambah wawasan
warga belajar; dan (c) kurang dimanfaatkannya sarana belajar lokal atau yang
tersedia di lokasi kegiatan.
d,
Pehabtanas.
Secara
konseptual penilaian terhadap warga belajar Paket A, B dan C dilaksanakan dalam bentuk evaluasi proses
pembelajaran modul, evaluasi sekelompok modul dan penilaian hasil belajar tahap
akhir akhir (Perhabnatas). Secara umum langkah penilaian tersebut di lapangan
sudah dilaksanakan, khusus untuk Perhabnatas materi pelajaran yang diujikan
meliputi PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan matematika untuk Paket A dan ke
lima bidang studi tersebut ditambah Bahasa Inggris untuk Paket B. pelaksanaan
pengembangan soal dan pemerikasaan hasil ujian tidak dikelola oleh perencana
dan pelaksana pembelajaran.
Pelaksanaan Perhabnatas masih menghadapi
beberapa masalah, antara lain:
a)
terbatasnya jumlah tenaga yang handal
yang mampu menangani Perhabnatas;
b)
pendaftaran peserta ujian yang sering
terlambat;
c)
pendaftaran peserta tidak sekaligus,
akibatnya sering berbeda antara data yang dikirim oleh daerah dengan data yang
diterima di pusat;
d)
data peserta yang sering berubah-ubah,
akibatnya menghambat dalam membuat pengumuman kelulusan;
e)
longgarnya pengawasan, akibatnya di
beberapa daeah ditemukan adanya kesenjangan pelaksanaan;
f)
terlambatnya pengumuman akibat terlambat
pengembalian Lembar Jawaban Kerja (LJK) dari daerah ke pusat, yang dapat
mengakibatkan kurang kepercayaan peserta pada sistem yang dibangun.
D. program kejar paket A
a.
Tujuan Program
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap warga belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang setara dengan lulusan sekolah dasar.
b.
Warga Belajar
Peserta program paket A setara SD adalah
mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) tidak
bersekolah, usia 7-12 tahun
b) putus
sekolah SD/MI yang dibuktikan dengan surat keterangan/raport dari sekolah asal
c) prioritas
bagi warga masyarakat yang tidak mampu
c.
Tutor
Dalam melaksanakan tugasnya tutor
berkewajiban untuk:
a) membimbing
kegiatan pembelajaran secara klasikal termasuk pembelajaran ketrampilan yang
telah disepakati sesuai dengan jadwal
b) menyusun
bahan evaluasi formatif (tugas mandiri, tugas kelompok, dan tes akhir modul
c) mengelola
kegiatan pembelajaran di kelas, belajar kelompok, dan belajar mandiri.
d) Melaksanakan
kegiatan evaluasi
e) mengadministrasikan
materi evaluasi formatif dan evaluasi catur wulan
f) mengisi
buku raport berdasarkan nilai yang tercantum dalam buku leger/ induk
g) mengorganisasikan
warga belajar yang akan membentuk kegiatan usaha baik sendiri-sendiri maupun
secara kelompok
h) membantu
memfasilitasi warga belajar yang akan melanjutkan pendidikan
d.
Sarana dan Prasarana
Ø Sarana
belajar terdiri dari : papan tulis, alat-alat tulis, penerangan, papan nama
kelompok belajar, kursi, meja, dll. Selain itu diperlukan sarana program
pembelajaran terdiri dari: daftar hadir warga belajar, daftar hadir turor, buku
tamu, buku administrasi kelompok, jadwal belajar/pertemuan, buku harian untuk
menulis laporan kemajuan warga belajar tiap bulan
Ø Prasarana
yang dapat digunakan untuk pembelajaran dapat menggunakan/ meminjam rumah
penduduk, balai desa, banguna milik swasta/pemerintah, gedung sekolah dan
bangunan yayasan.
E. Program Kejar Paket B
a.
Tujuan Program
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga
belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan , keterampilan dan sikap yang
setara dengan lulusan SLTP
b. Warga Belajar
Peserta program paket B
setara SLTP adalah mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a)
Lulusan sekolah dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah dan paket A setara SD yang dibuktikan dengan ijazah
b)
Drop out SLTP/MTs yang dibuktikan dengan
surat keterangan/raport dari sekolah
c)
Prioritas dari keluarga yang tidak mampu
c. Tutor
Tutor
terdiri dari tutor mata pelajaran dan tutor keterampilan dengan syarat sebagai
berikut:
a)
memiliki ijazah minimal D2 jurusan
kependidikan
b)
menguasai subtansi materi yang akan
diajarkan
c)
sehat jasmani dan rohani
d)
menguasai teknik pembelajaran
partisipatif
e)
mampu mengelola pembelajaran sesuai
dengan materi yang diajarkan
f)
memiliki komitmen terhadap tugasnya
sebagai tutor
d.
Sarana dan Prasarana
Ø Sarana
belajar terdiri dari : papan tulis, alat-alat tulis, penerangan, papan nama
kelompok belajar, kursi, meja, dll. Selain itu diperlukan sarana program
pembelajaran terdiri dari: daftar hadir warga belajar, daftar hadir turor, buku
tamu, buku administrasi kelompok, jadwal belajar/pertemuan, buku harian untuk
menulis laporan kemajuan warga belajar tiap bulan
Ø Prasarana
yang dapat digunakan untuk pembelajaran dapat menggunakan/ meminjam rumah
penduduk, balai desa, banguna milik swasta/pemerintah, gedung sekolah dan
bangunan yayasan.
F. Program Kejar Paket C
a.
Tujuan Program
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga
belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan , keterampilan dan sikap yang
setara dengan lulusan SMA.
b. Warga Belajar
Peserta program paket C
setara SMA adalah mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
d)
Lulusan sekolah dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah dan paket A setara SD yang dibuktikan dengan ijazah
e)
Lulusan sekolah dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah dan paket B setara SLTP yang dibuktikan dengan ijazah
f)
Drop out SMA/SMK yang dibuktikan dengan
surat keterangan/raport dari sekolah
g)
Prioritas dari keluarga yang tidak mampu
c. Tutor
Tutor
terdiri dari tutor mata pelajaran dan tutor keterampilan dengan syarat sebagai
berikut:
a) memiliki
ijazah minimal D3 jurusan kependidikan
b) menguasai
subtansi materi yang akan diajarkan
c) sehat
jasmani dan rohani
d) menguasai
teknik pembelajaran partisipatif
e) mampu
mengelola pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan
f) memiliki
komitmen terhadap tugasnya sebagai tutor
d.
Sarana dan Prasarana
Ø Sarana
belajar terdiri dari : papan tulis, alat-alat tulis, penerangan, papan nama
kelompok belajar, kursi, meja, dll. Selain itu diperlukan sarana program
pembelajaran terdiri dari: daftar hadir warga belajar, daftar hadir turor, buku
tamu, buku administrasi kelompok, jadwal belajar/pertemuan, buku harian untuk
menulis laporan kemajuan warga belajar tiap bulan
Ø Prasarana
yang dapat digunakan untuk pembelajaran dapat menggunakan/ meminjam rumah
penduduk, balai desa, banguna milik swasta/pemerintah, gedung sekolah dan
bangunan yayasan.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu
satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok
belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B setara SMP/MTs,
dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan
sejenis lainnya. Dalam program ini warga belajar yang telah selesai mengikuti
pembelajaran dan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) akan
memperoleh ijasah setara SD, SLTP, dan SMA. Selain itu juga memperoleh bekal
pengetahuan umum, dan ketrampilan.dengan adanya program kesetaraan masyarakat
juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu juga membantu
tercapainya program pemerintah dalam mensukseskan pendidikan wajib belajar 9
tahun.
B. Saran
Hendaknya
perlu adanya sosialisasi akan pentingnya pendidikan bagi warga belajar yang
tidak dapat terlayani oleh pendidikan formal karena sesuatu hal. Dalam hal ini
perlu peranan pemerintah yang dapat memberikan terobosan-terobosan demi
kemajuan pendidikan di Indonesia. ini merupakan salah satu bentuk tanggung
jawab dari pemerintah untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada
setiap warga negaranya untuk mengakses pendidikan. Berkenaan dengan hal
tersebut di atas, maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memperluas akses
pendidikan guna mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah melalui pendidikan
kesetaraan. Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan non formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum yang mencakup Paket A (setara SD), Paket B
(setara SMP) dan Paket C (setara SMU).
Kemudian PKBM-PKBM yang ada hendaknya dapat
memberikan layanan maksimal terhadap warga belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan itu sendiri. Salah satu contohnya dengan memberikan ketrampilan bagi
masyarakat dengan baik. Disamping itu hendaknya PKBM tidak hanya mengharapkan
dana dari bantuan pemerintah saja demi berjalannya lembaga tersebut, namun
harus ada inovasi tertentu, misalnya dengan memberdayakan warga belajar dengan
membuat kerajinan-kerajinan yang bernilai jual.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro, Siswoyo, Program
DIKMAS/PLS
Joesoef,Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara,
1992.
Prof.Drs.Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara,
1992,
Dra.Hj.Nuryanis.M.ag,Drs.H.Romli.M.Hum.pendidikan luar sekolah,kontribusi
ditpenamas dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. jakarta: 2003
0 komentar:
Posting Komentar