A. PELATIHAN
1.
Pengertian
Pelatihan
Pengertian pelatihan
menurut para ahli dalam Mustofa (2007) yaitu:
a.
Menurut Edwin
B. flippon (1971), pelatihan ialah tindakan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
b.
Michael J.
Jucius (1972) mengemukakan bahwa pelatihan ialah untuk menunjukkan setiap
proses untuk mengembangkan bakat, keterampilan, dan kemampuan pegawai guna
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
c.
Simamora
(1998:287) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang
untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan
sikap seorang indiviu.
d.
Goldstein dan
Gressner (1988), pelatihan ialah sebagai suatu usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep ataupun cara berperilaku yang berdampak pada
peningkatan kerja.
e.
Menurut
Dearden (1984) menyatakan pelatihan pada dasarnya meliputi proses belajar
mengajar dan latihan bertujuan untuk mencapai tingkatan kompetensi tertentu
atau efisiensi keja.
Berdasarkan pendapat para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan ialah suatu usaha untuk
meningkatkan keterampilan tertentu dengan cara melakukan proses belajar
mengajar untuk dapat mengemban suatu keterampilan/life skill pada diri
seseorang, agar dapat bekerja sesuai dengan life skill yang dimiliki.
Sedangkan menurut Siagian
dalam Sukarni (2007) pelatihan ialah proses belajar mengajar dengan menggunakan
tekhnik dan metode tertentu. Latihan disebutkan lebih praktis dibandingkan
dengan pendidikan. Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan BLK merupakan suatu
pendidikan luar sekolah yang mempunyai
dampak terhadap perubahan pola tingkah laku pada lulusannya.
Pelatihan biasanya
disosialisasikan pada mempersiapkan seseorang dalam melaksanakan suatu peran
atau tugas, biasanya dalam dunia kerja. Namun demikian, pelatiahan bisa juga
dilihat sebagai elemen khusus atau keluaran dari suatu proses pendidikan yang
lebih umum. Di dalam Mustofa Kamil (2010 : 8 ) konsep pelatihan bisa diterapkan
ketika, (1) ada sejumlah jenis keterampilan yang harus dikuasai, (2) latiahan
diperlukan untuk menguasai keterampilan tersebut, (3) hanya diperlukan sedikit
penekanan pada teori.
Pelatihan mempunyai
ciri-ciri dalam Siti Maryam (2010 : 15) yaitu : (1) direncanakan dengan
sengaja, ( 2 ) ada tujuan yang hendak dicapai, (3) ada kegiatan belajar dan
berlatih, (4) isi belajar dan berlatih
menekankan pada keahlian dan keterampilan, ( 5 ) dilaksanakan dalam
waktu yang relatif singkat, ( 6 ) ada tambahan tempat belajar dan berlatih.
Pelatihan akan
menghasilkan tindakan yang dapat diulang-ulang dan membangkitkan motivasi kerja
serta perbaikan lebih lanjut. Mengubah atau menimbulkan tindakan dapat saja di
lakukan dengan pemaksaan, akan tetapi hasilnya tidak berkelanjutan. Hanya saja
di lakukan dengan memacu terus perbaikan diri. Melalui pelatihan dicapai
kelenturan dalam tindakan, karena para peserta pelatihan dituntut untuk
memahami, memiliki keyakinan, menemukan, inspirasi, memiliki kecakapan dalam
mengambil keputusan, hormat terhadap kontribusi pihak lain dan siap untuk
bekerja sama dengan pihak lain. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan baik
organisasi maupun pribadi pelatihan masih lebih unggul dibanding dengan
cara-cara lain.
2.
Komponen Pelatihan
Sebuah pelatihan
tentunya memilki tujuan yang ingin dicapai yaitu memberikan dorongan
kepada masyarakat dalam mengikuti pelatihan untuk mencapai tujuan
tersebut perlu memperhatian komponen-komponen pembelajaran yang mendukung
terciptanya pelatihan dimana komponen-kompenen tersebut satu sama lainnya
mempunyai kaitan yang sangat erat.
Komponen-komponen
tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Siti Maryam ( 2011 : 16) adalah sebagai
berikut :
a.
Komponen masukan
Sarana
Komponen tersebut dalam
pelatihan meliputi keseluruhan sumber dan fasilitas yang memungkinkan bagi
seseorang atau kelompok termasuk didalamnya adalah tujuan, program, pendidikan,
atau pelatih, tenaga kependidikan lainnya, tenaga pengelolahan program, sarana
prasarana, media, fasilitas dan biaya.
b.
Masukan mentah
Masukan
mentah dalam pelatihan adalah peserta pelatihan.
c.
Masukan
lingkungan
Masukan
lingkungan dalam pelatihan adalah faktor lingkungan yang menunjang berjalanya
program pelatihan.
d.
Proses
Komponen
proses pelatihan meliputi belajar
mempelajarkan, bimbingan bagaimana cara memahami pelatihan tersebut.
Proses menyangkut intraksi antara
masukan sarana pelatihan dengan masukan mentah peserta didik. Program
pelatihan ini mampu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan peserta
pelatihan itu sendiri.
e.
Keluaran
Keluaran
bagi pelatihan yaitu kualitas lulusan
yang disertai dengan kualitas perubahan dengan lebih memahami dan mengerti pelatihan yang
diberikan setelah mengikuti
pelatihan tersebut.
f.
Masukan lain
Masukan
lain adalah daya dukung lain yang memungkinkan para peserta dan lulusan dari
pelatihan dapat menggunakan kemampuannya yang telah dimiliki oleh kemajuan hidupnya.
g.
Pengaruh
Pengaruh
merupakan hasil yang dicapai oleh peseta dan lulus dari pelatihan.
3.
Tujuan
Pelatihan
Tujuan Pelatihan
dalam rangka pemberdayaan, mempersiapkan
anggota masyarakat agar mempunyai kemampuan profesional, dan kompetensi yang
bermutu dan relevan kebutuhan hidupnya atau pekerjaan yang sedang digelutinya.
Secara terperinci tujuan pelatihan( Mustofa Kamil 2010 : 152 ) dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Mengembangkan
kemampuan dan keterampilan warga masyarakat dalam mengidentifikasi
potensi-potensi diri dan potensi masyarakat sehingga dapat dikembangkan dan
dapat dijadikan landasan dalam pengembangan usaha.
b. Untuk
mengembangkan keahlian dan keterampilan anggota masyarakat pesisir sehingga
mampu menyelsaikan pekerjaanya dengan lebih cepat dan lebih efektif.
c. Untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
d. Untuk
mengembangkan sikap sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerja dan
bekerja sama.
e. Untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sehingga masyarakat lebih kreatif,
inovatif dalam mengembangkan usahanya.
f.
Mampu mengembangkan dan memajukan
lembaga sebagai wadah dalam pengembangan usaha.
0 komentar:
Posting Komentar