Sifat Ilmu
Pengetahuan dan Metode Ilmiah:
Logis atau
masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan
berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk
logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan
adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi
yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung
pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif
mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang
dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu
pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum,
prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya
penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi
pada azas teori ilmu pengetahuan.
Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang
ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum,
terbuka dan universal.
Dirancang. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu
pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah.
Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang
terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu
akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan
temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan
bersifat dinamis dan terbuka.
Ciri Penelitian:
Keluaran penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah,
harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada. Originalitas yang dikandung dalam
kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini
akan menentukan mutu penelitian. Misalnya, hasil penelitian S3 biasanya
mempunyai kontribusi yang sangat mendasar, mempunyai keberlakuan universal,
atau mempunyai dampak luas pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kontribusi penelitian S2 bersifat kelanjutan atau penambahan teori, proses atau
penerapan yang telah ada. Sedangkan penelitian S1 biasanya merupakan hasil
karya mandiri dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
selama belajar di tingkat S1. Kontribusi itu dirumuskan sebagai tesis
penelitian.
Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan metode ilmiah. Penerapan metode ilmiah dalam
penelitian bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya atau mutunya.
Tesis sebagai
keluaran penelitian diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan
hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dengan menggunakan metode
ilmiah.
0 komentar:
Posting Komentar