BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa
alasan yang mendorong pentingnya merancang bahan ajar pendidikan keaksaraan
secara efektif dan efisien. Pertama bahwa salah satu prioritas utama
pembangunan pendidikan khususnya yang terkait dengan program pendidikan
nonformal adalah mempercepat penuntasan buta aksara melalui program Pendidikan
Keaksaraan ( UU No. 25 tentang Propenas, 1999). Tujuan program ini adalah untuk
memberantas buta aksara, sekaligus meningkatkan mutu dan taraf hidup warga
belajar melalui bahan belajar pendidikan keaksaraan yang fungsional untuk
membantu memecahkan masalah yang dihadapi warga belajar (buta aksara) dalam
kehidupan keseharian, sehingga semakin lama semakin meningkat mutu
kehidupannya.
Untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar yang lebih bermakna bagi kehidupan warga
belajar, program pendidikan keaksaraan perlu terus ditingkatkan kualitasnya.
Salah satu komponen penting yang perlu dikembangkan dalam program pendidikan
keaksaraan adalah mutu bahan belajar. Bahan belajar pendidikan keaksaraan perlu
dirancang sedemikian rupa agar relevan dan fungsional dalam membelajarkan warga
belajar, sehingga mereka di samping meningkat kemampuan membaca, menulis,
berhiitung dan berkomunikasi juga mampu memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu dalam
menyampaikan bahan belajar dari perlu adanya suatu metode yang digunakan agar
proses pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan baik. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode kata kunci.
B. Rumusan Masalah
Dari
penjabaran diatas, maka dapat di klasifikasikan beberapa masalah, antara lain :
1)
Apa
yang dimaksud metode kata kunci dalam pembelajaran keaksaraan fungsional
(Calistung) ?
2)
Apa
saja kelemahan dan kelebihan metode kata kunci ?
3)
Bagaimana
langkah-langkah dalam menggunakan metode kata kunci ?
C. Tujuan
Adapun tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1)
Yang
dimaksud metode kata kunci dalam pembelajaran keaksaraan fungsional
(Calistung).
2)
Kelemahan
dan kelebihan metode kata kunci.
3)
Langkah-langkah
dalam menggunakan metode kata kunci.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode Kata Kunci
Metode belajar yang baik dalam pendidikan
keaksaraan (Ditjen Dikmas, Depdiknas, 2006) perlu memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a.
membangkit motivasi belajar belajar warga belajar
b.
relevan dengan lingkungan dan kehidupan warga belajar
c.
fungsional dan langsung bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari warga
belajar.
Memang banyak variasi metode yang di gunakan tutor dalam membelajarkan
warga belajar ketepatan menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang sangat
tergantung pada kemampuan dasar yang dimiliki warga belajar, oleh karena itu
berbagai macam metode dapat digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, minat
dalam memilih metode tertentu.
Metode kata kunci dalam proses pembelajarannya, digunakan pula tema-tema
penggerak dan kata-kata kunci yang diangkat dari masalah kehidupan masyarakat
dan mengandung makna langsung bagi kehidupan warga belajar. Kata-kata kunci
tersebut, dipilih dari berbagai alternatif kata yang diajukan oleh para warga
belajar, kemudian kata-kata yang telah dipilih digunakan sebagai tema belajar
untuk memancing pikiran kritis warga belajar, sejak awal kegiatan sampai dengan
akhir kegiatan pembelajaran. Alasan digunakannya metode “kata
kunci” ini adalah
berdasarkan pertimbangan pentingnya menghubungkan baca-tulis dengan kehidupan
nyata sehari-hari. Inti pembelajaran tematik, adalah untuk mengajak dan
menyadarkan warga belajar agar terlibat dalam masalah yang dihadapi terus
menerus (tetapi kurang disadari), yang sebenarnya mengganggu situasi dan
keadaan mereka.
Oleh karena itu, langkah pertama yang mungkin dijalankan adalah
mengaitkan masalah-masalah yang menjadi kendala setiap saat, menjadi potensi
pembelajaran yang bermanfaat ke dalam proses pembelajaran Keaksaraan
Fungsional. Dengan demikian, warga belajar tidak saja hanya belajar tentang
kata-kata (CALISTUNG), tetapi juga diajak “membaca” dan berfikir tentang
kehidupan nyata yang sering dialami. Disamping itu, proses pembelajaran
keaksaraan menggunakan metode kata kunci tidak berfungsi hanya sekedar
pengalihan-pengalihan informasi belaka. Implikasinya, proses pembelajaran
CALISTUNG tidak hanya sekedar pemindahan pengetahuan dengan hafalan, melainkan
mengajak warga belajar mengenal bentuk dan lafal kata yang belajar dari dunia
kehidupannya.
B.
Keunggulan
dan Kelemahan
Keunggulan metode “key words” adalah
1) Metode
ini didasarkan pada penggunaan topik – topik yang bermakna bagi kehidupan
masyarakat,
2) Warga
belajar diberi kesempatan untuk memberi masukan terhadap proses dan materi
belajar,
3) Dimungkinkan
adanya variasi kegiatan, bukan sekedar belajar membaca dan menulis,
4) Warga
belajar dapat melihat dan merefleksikan, serta mendiskusikan berbagai masalah
kehidupan yang mereka alami.
Sedangkan
kelemahan metode ini adalah perlunya kehadiran tutor yang mampu menggerakkan
diskusi, bersikap terbuka dan mau bersikap tidak menggurui.
C.
Langkah-Langkah
dalam Menggunakan Metode Kata Kunci
Adapun
langkah-langkah dalam membelajarkan calistung kepada warga belajar dengan
metode kata kunci sebagai berikut :
1.
Tutor
memilih satu kata yang saat itu (proses belajar) dikenal oleh semua warga
belajar. Contoh : CELANA
2.
Tutor
menuliskan kata CELANA pada papan tulis dan membacanya dengan jelas yang
diikuti oleh warga belajar.
3.
Tutor
membaca kata CELANA dengan menekankan pada pelafalan suku kata, kemudian warga
belajar mengikutinya.
4.
Tutor
mengurai suku kata menjadi huruf, dan diikuti oleh warga belajar.
5.
Tutor
membuat kata-kata baru dari huruf-huruf tadi. Contoh : L-E-N-C-A-N-A
6.
Dari
kata tersebut, tutor dapat melanjutkan pembelajaran tentang membaca kalimat.
7.
Warga
belajar diajak menghitung kata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode
kata kunci yaitu tidak hanya mengenal dan menghafal huruf dalam abjad melainkan
mengenal bentuk dan lafal dengan memilih kata kunci yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari warga belajar dan mudah dimengerti warga belajar.
Keunggulan
dari metode ini adalah topik yang dipilih sesuai dengan hal-hal yang dimengerti
dan akrab dengan warga belajar, warga belajar dapat memberikan masukan terhadap
pembelajaran, dan dapat mengembangkan pola pemikiran warga belajar. Namun hal
ini menuntut kehadiran tutor untuk menggerakkan suasana dan mau bersikap tidak
menggurui.
B. Saran
Dalam
pembelajaran metode kata kunci untuk warga belajar buta aksara, haruslah
dipersiapkan dengan baik dan harus memahami konsep pendidikan orang dewasa
(andragogy), dan hendaknya dalam proses pembelajaran harus memiliki
variasi-variasi tertentu agar terhindar dari kejenuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Lab.
Prodi PLS FKIP UNIB. 2007. Metode Pembelajaran
Calistung pada Program Pemberantasan Buta Aksara. Bengkulu : Lab. Prodi PLS
* Tugas Mata Kuliah KF Prodi Pendidikan Luar Sekolah