Selamat pagi yang cerah
di hari minggu…
Museum Musik Indonesia
(MMI). Mungkin sebagian orang baru mendengar atau hanya mendengar tapi tidak
tahu apa saja yang ada disana dan dimana alamatnya. Baiklah, saya akan sedikit
membahas mengenai pengalaman saya salama mengunjungi Kota Malang khususnya
tentang museum music Indonesia. Cekidot ……!!!
foto salah satu wallpaper MMI
MUSEUM MUSIK INDONESIA
beralamat di Jalan Nusakambangan No.19, Kasin,
Klojen, Kasin, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65117. Museum ini dibuka mulai
pukul 08.00-17.00 (Waktu Malang) dan dibuka setiap hari, kecuali hari libur
Hari raya itu sih menurut salah seorang yang jaga di museum tersebut. Kalau
kamu menggunakan google maps, langsung aja ketik Museum Musik Indonesia pasti
langsung ditunjukkan ke alamat tersebut. Bagi anda yang ingin menaiki angkutan
umum, kayaknya jarang deh lewat angkot disana yang langsung berhenti di depan
gedungnya. Pada saat itu, saya dari penginapan di daerah Jalan Merbabu sekitar
pukul 15.15 WIB, dengan menggunakan ojek online kira-kira 10 menit sudah tiba
di lokasi dengan tarif ojek online Rp5.000,-
Sesampainya
di lokasi, gedungnya terlihat seperti gedung serbaguna gitu. Ada tulisan Gedung
Kesenian Gajayana. Adapun ruangannya terletak di lantai 2. Sesampai di ruangan, saya mengucapkan salam dan menanyakan, “Apakah
masih buka museum musiknya?” Dengan semangat dan menyambut dengan hangat mereka
mempersilahkan masuk dengan kontribusi tiket masuk Rp5.000,- (Lima Ribu Rupiah)
sudah mendapatkan stiker keren museum musik Indonesia. Saya pun disapa dengan
hangat oleh para pengurus museum, yang pada saat itu lagi ada sesi wawancara
(kayaknya dengan radio sih). Sambil mengisi buku tamu, saya ditanya oleh yang
kemudian namanya saya ketahui mbak Ciciel, “Berasal dari mana mas?” Dengan
spontan saya menjawab, “Dari Sumatera Mbak, Bengkulu.” Kemudian beliau
menjawab,” Wah jauh juga ya…” kemudian saya dikenalkan/dipromosian ke yang
sedang berbincang-bincang yang kemudian saya ketahui namanya Bapak Hengki
Herwanto (Salah satu Pendiri Musium music indonesia), “Ini ada wisatawan dari
Bengkulu, jauh-jauh datang kesini”. Sambil senyum-senyum saya menjawab, “Iya
dari Bengkulu”.
Setelah
selesai saya mengisi buku tamu, saya melanjutkan melihat dan mendokumentasikan
dengan ponsel beberapa foto koleksi museum music Indonesia. Banyak koleksi yang
terdapat disini, terutama koleksi-koleksi lawas baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri. Ada koleksi CD, ada koleksi kaset, piringan hitam, majalah,
Koran, foto-foto musisi, Itulah yang terdapat pada sisi ruangan pertama. Dengan
tersusun rapih dan teleh teridentifikasi berdasarkan jenis dan asalnya. Disini
sangat bersih dan terawat, bahkan tidak ada debu yang saya temui di
koleksi-koleksi tersebut. Beberapa wallpaper dinding bergambar tulisan museum
music Indonesia yang biasa menjadi tempat berfoto para wisatawan disini.
foto koleksi MMI (1)
foto koleksi MMI (2)
foto koleksi MMI (3)
Di bagian dinding lainnya, ada wallpaper legend yang saya kenal yaitu Alm. Chrisye lengkap dengan nama albumnya dan tahun meluncurkan albumnya terpampang di dinding. Tidak hanya itu saja, menurut informasi, ada koleksi terbaru dari Iwan Fals (Pasti tahu donk musisi yang satu ini). Koleksinya tersusun rapi di lemari kaca yang berisi buku, kaset, CD, poster, topi menjadi sumbangan langsung dari Iwan Fals.
foto di wallpaper dinding Chrisye
foto di lemari kaca Iwan Fals
Masuk
ke ruangan berikutnya, ada banner
tentang cara mendengaran music yang telah didigitalisasi yang bisa didengarkan
disitus wifi MMI dan hanya bisa didengrakan di ruangan museum. Di ruangan ini
ada yang langsung menyedot perhatian saya, yaitu ada empat buat gitar dan bass
bermotif BATIK yang terpampang di dinding. Selain itu juga ada beberapa pakaian
dari beberapa musisi pada saat tampil manggung dan juga ada alat music
tradisional. Koleksi berikutnya adalah alat-alat pemutar music lawas yang
menjadi koleksi yang cukup hits untuk difoto.
foto koleksi museum (Bass Motif Batik)
foto koleksi alat-alat untuk mendengarkan musik (jadul)
foto dengan salah satu gitar motif batik
gambar beberapa foto musisi terpajang di dinding
Setalah
puas menikmati semua koleksi di Museum Musik Indonesia, saya berpamitan akan
melanjutkan perjalanan, sambil ngobrol-ngbrol santai dengan Bapak Hengki dan
Mbak Ciciel, beliau menanyakan tentang daerah Bengkulu kepada saya. Ada
beberapa pertanyaan yang Pak Hengki tanyakan, antara lain, “Siapa saja
musisi-musisi daerah Bengkulu?” Jujur saya kurang begitu memahami siapa saja
musisi dari Bengkulu, sepengatahuan saya hanya musisi daerah yang membawakan
lagu-lagu daerah sih… kemudian beliau menyakana dari Bengkulu kenapa bisa tahu
ada Musium Musik Indonesia? Saya menjawab, “saya tahu dari google pak, mencari
lokasi-lokasi wisata di Kota Malang, dan salah satu rekomendasinya adalah di
Museum Musik Indonesia.” Beliau cukup senang, ternyata sudah ada di google
ulasan mengenai museum music Indonesia. Terakhir, beliau juga berpesan kepada
bahwa museum music Indonesia sangat mengharapkan apabila ada masyarakat atau
musisi yang mau menyumbangkan koleksinya ke sini agar tetap lestari dan bisa
menjadi warisan kekayaan music di Indonesia. Khusus untuk musisi di Bengkulu,
boleh juga apabila ingin menyumbangkan koleksi atau karya musiknya baik music
daerah atau karya music lainnya. Tak lupa beliau memberikan kartu nama untuk
membantu mempromosikan atau menambah koleksi di museum ini.
foto kartu identitas MMI
Pokoknya
kerenlah museum musiknya walaupun belum begitu lama didirikan, tapi langkah dan
cara tekad beliau sangat patut di apresiasi. Lokasi bersih dan nyaman. Mungkin
itu sedikit ulasan dari saya mengenai Museum Musik Indonesia, pengen suatu saat
nanti datang lagi kesini dengan koleksi yang semakin banyak dan bervariasi. Barangkali band-band (Peterpan / Noah, Slank, Gigi, God Bless, dll) yang masih eksis hingga saat ini mau menyumbangkan karyanya, jadi makin gress, dan kekinian.
0 komentar:
Posting Komentar