Selamat pagi Jumat
Barokah!
Masih dalam suasana
Idul Fitri 1438 H, Saya mengucapkan selamat hari Idul Fitri, mohon maaf lahir
dan batin.
Mungkin di Indonesia
identik dengan istilah “mudik”. Seperti itulah yang saya rasakan ketika harus
menjalani mudik dari Kota Kembang ke Bumi Rafflesia[1].
Berkumpul dengan keluarga di Hari Raya memanglah sangat dirindukan bagi semua
orang khususnya yang beragama Islam. Selain bersilaturahmi, bermaaf-maafan,
banyak makanan, keluarga berkumpul, petasan, takbiran, wisata dan lain-lainnya
menjadi suasana yang khas di Hari Raya Idul Fitri. O iya, ada satu lagi...
yaitu tiket transportasi yang mahal untuk mudik. Benar saja, tiket pesawat dari
Jakarta menuju Bengkulu (seminggu sebelum lebaran) harganya bisa 2-3 kali lipat
dari harga biasanya. Yang biasa hanya 400 ribuan – 500 ribuan untuk ekonomi
pada hari biasa, ditanggal itu harganya menembus 1,5 juta dan itupun sudah SOLD
OUT. Begitupun jalur darat, tiket Bus Bandung-Bengkulu yang biasanya 375 ribu
menjelang hari raya menembus 500 ribu. Ah... sudahlah saya tidak akan membahas
itu.
Setelah hari raya,
identik dengan jalan-jalan baik bersama keluarga, teman-teman atau orang-orang
yang di cintai. Alhasil tempat-tempat wisata dibanjiri pengunjung yang akan
berwisata bersama keluarga. Baik dari desa, dari kota, luar kota, luar
provinsi, luar negeri, luar sekolah (*eh... yg terakhir kayaknya engga
termasuk) semua melakukan hal yang sama. Tak heran macet di jalan bisa sampai
mengular hingga jalan ditutup atau polisi yang sibuk mengatur arus lalu lintas.
Banyak orang membagikan
momen mereka liburan di sosial media, ada yang ke Pantai (Mantai), ada yang ke
Gunung, ke Mall, dan banyak lagi objek wisata lainnya. Ya.. mungkin itulah
salah satu yang membuat lebaran dirindukan. Ada teman yang bertanya, lebaran
libur kemana? Lebaran wisata kemana? Ya saya jawab engga kemana-kamana, di
rumah saja. Terus dibilang anak rumahan. Ya engga apa-apalah jadi anak rumahan,
walaupun rumah belum punya, masih nebeng sama orang tua. Hahahahahaa (senyumin
aja). Bahkan saudara mengajak ke Mall pun saya agak malas dan menolak, malah
saya lebih memilih mengotak-atik, bongkar pasang TAB yang sedang rusak untuk
diperbaiki. Ah ntahlah, kayak ada kurang greget atau mungkin selera yang berbeda.
Yaaa... mungkin selera
yang berbeda. Lantas selera macam apa yang agak berbeda itu? Memang kalo bicara
selera, bisa dibilang sedikit berbeda dengan teman-teman, baik itu teman S1
dulu atau S2 sekarang.
Mengunjungi
Museum
![]() |
Museum Brawijaya Malang |
Mungkin tidak banyak
orang memilih museum untuk menghabiskan waktu libur mereka. Tapi entah kenapa
dalam 2-3 tahun terakhir saya suka sekali datang ke museum. Memang sih bisa
dibilang baru, ya karena di tempat tinggal saya museumnya sedikit, tapi setelah
ke kota-kota lain di luar Bengkulu, kok jadi enak ke museum... Beda museum,
beda juga koleksinya, beda juga ceritanya, beda juga sejarahnya. Mungkin salah
satu faktor inilah yang membuat saya suka ke museum. Musium Bengkulu, Museum
Geologi Bandung, Museum Brawijaya Malang, Museum Musik Indonesia Malang, Museum
Pendidikan Bandung. Ya mungkin masih sedikit, tapi saya masih berkeinginan
mengunjungi museum-museum lainnya. Tergantung Kota yang dikunjungi dan Budget
kantong. Hahahhaha...
Mengunjungi
Candi dan Bangunan Bersejarah Lainnya
![]() |
Situs Megalitikum Gunung Padang |
Hampir sama dengan
museum, saya juga lagi suka megunjungi candi dan tempat-tempat bersejarah gitu.
Ya mungkin masih sedikit yang baru dikunjungi, Candi Badut Malang, Situs
Megalitikum Gunung Padang Cianjur, Fort Malborough Bengkulu, dan lain-lainlah. Saya
memang tertarik dengan kisah-kisah zaman dahulu yang dapat diambil hikmahnya. Saya
juga kurang begitu faham mengapa selalu antusias jika mendengar orang bercerita
tentang sejarah-sejarah zaman dahulu. Memang waktu kecil saya dan saudara saya
suka mendengarkan cerita dari Kakek mengenai pengalaman beliau sewaktu menjadi
ABRI (Angkatan Bersejata Republik Indonesia)[2].
Kakek memang memiliki banyak cerita yang pada waktu itu seolah-olah tak habis
untuk diceritakan kepada cucunya. Mulai dari cerita kerajaan, cerita perang,
cerita mistis, cerita kampung halaman, cerita saudara-saudara leluhur dan masih
banyak lagi. Hampir setiap malam pasti selalu ditunggu cerita-ceritanya. Iya,
Kakek selalu mengisi cerita-cerita mulai dari saya belum sekolah, kemudian
sekolah TK, hingga sampai tamat SD ceritanya selalu enak untuk ditunggu.
![]() |
Candi Badut Malang |
Mungkin itulah salah
satu penyebab saya tertarik dengan candi dan tempat-tempat bersejarah lainnya,
melihat dan kemudian membaca sumber mengenai hal-hal yang dikunjungi atau
mendengar cerita. Ya memang kita memiliki cara yang sedikit berbeda dalam
menikmati keindahan alam ini.
Saya pernah dari Kota Bandung
ke Situs Megalitikum Gunung Padang (Cianjur) dengan menggunakan sepeda motor
dan tanpa tahu arah, hanya melihat google maps. Sampai salah jalan, masuk ke
peternakan ayam, jalan berbatu, sudah dilalui. Bahkan mungkin orang yang saat
itu berangkat bersama saya kapok jalan-jalan naik motor dengan saya.
MUSIK
![]() |
Konser /rif |
Siapa sih yang tidak
suka musik? Barangkali semua orang suka dengan musik, entah itu sebagai
pekerjaan, hobi bahkan pendengar saja. Musik memiliki banyak aliran dan
memiliki penggemarnya masing-masing. Ya benar saja, saja juga penikmat musik. Jika
ditanya bisa atau tidak bermain musik, saya susah menjawabnya.... Gitar? Saya
hanya bisa petik dengan kunci-kunci dasar saja. Keyboard? Pernah pencet-pencet
saja tapi suaranya kacau balau. Drum? Sampai saat ini baru 1 kali menggebuk
drum, dan itupun terdengar kurang enak dan langsung diganti oleh pemain lain
saat menyewa studio band. Bas? Ya sama.. ini nya mah tidak bisa. Nyanyi? Saya hanya
nyanyi di acara nikahan saja dan lagunya pun hanya punya 2 lagu andalan. Hahahahahha..
jadi bisa nilai sendirilah.
Terlepas dari itu, saya
tetap menjadi penikmat musik. Menyukai musik dan kenal beberapa Band-Band
Indonesia dari sejak SD. Siapa penyebar virusnya? Jawabannya Om saya! Ketika itu
beliau cukup banyak koleksi kaset tape dari band-band Indonesia. Slank,
Boomerang, Padi, Sheila on 7, Jamrud, Base Jam dan masih banyak. Namun hanya
band yang saya sebutkan tadi yang familiar di telinga saya saat itu. Berlanjut waktu
SMP, saya memiliki tape radio sendiri yang ditaruh di kamar tidur dan ruang
belajar. Alhasil saya menjadi anak radio, suka mendengar radio dan
kadang-kadang kirim-kirim salam di Radio. Hal ini berlangsung hingga SMA. Entah
pada waktu itu radio menjadi trand bagi saya karena selalu mendapat update
berita-berita lagu-lagu baru, sebelum teman-teman saya tahu. Itulah hebatnya
radio..
![]() |
Konser Kotak |
Beranjak SMA, saya dan
teman-taman yang sekolahnya.. ya... bisa dibilang sekolah di kampung memiliki
keinginan sama yaitu menonton konser apabila ada band yang manggung di Kota
Bengkulu. Terdengar oleh kami band yang saat itu lagi naik daun akan menggelar
konsernya di Bengkulu. SAMSONS (vokalisnya saat itu masih Bams), UNGU, KOIL dan
Kangen Band. Mereka manggung dalam satu hari. Dengan uang jajan yang pas-pasan
kami ber empat nekat ke Kota Bengkulu yang jaraknya 1,5 jam bila ditempuh
menggunakan mobil angkutan umum. Karena menghemat ongkos, kami menggunakan
seragam sekolah, sehingga ongkos angkutan umum, menyesuaikan dengan anak
sekolah. Hanya Rp. 3000,- untuk sekali berangkat. Sampai di lokasi kami
langsung mengganti seragam sekolah dengan pakaian bebas, supaya orang tidak
aneh lihat pakaian batik sekolah kami yang sangat berbeda dengan pakaian batik
dari sekolah-sekolah yang ada di Kota Bengkulu. Karena selesai konsernya sudah
sangat sore, akhirnya kami kemalaman dan nyaris tidak ada kendaraan umum yang
menuju Bengkulu Utara. Alhamdulillah, ada 1 mobil yang isinya barang-barang
untuk dijual yang menuju Bengkulu Utara, ya akhirnya pulang dengan mobil
tersebut.
Memang sih, sensasinya
berbeda ketika kita menyaksikan langsung konser. Bisa jingkrak, loncat-loncat,
dan lain-lain. Hingga saat ini sudah ada beberapa band yang saya tonton
langsung, antara lain : Samsons, Ungu, Koil, Kangen Band. Radja, Ratu,
Repvblik, Kotak, TRIAD/The Rock, Irfan (Vokalis Seventeen), Wali, Roket Rocket,
Tipe X, Slank, /Rif, Pass Band, Dygta, dan lain-lain (banyak yang lupa karena sekarang
bandnya gak muncul lagi).
SEPAK
BOLA
Kalau yang ini...
jangan ditanya lagi. Sudah keracunaan sama yang namanya sepak bola. Banyak cerita
yang ingin saya ceritakan tentang hal yang satu ini, tapi mungkin dilain waktu.
Keracunan bola, mulai
dari kelas 3 SD. Muncul karena saat itu setiap jam olahraga di sekolah hanya
olahraga yang itu-itu saja. Barangkali saat itu tidak ada bolanya. Sehingga olahraga
di SD hanya lomba lari, lompat jauh dan main kasti. Setelah saya kelas 3 SD,
Sepak bola mulai sering dimainkan oleh orang-orang dewasa. Di SD pun hanya
boleh dimainkan oleh kelas 4, 5 dan 6. Walau kelas 3, saya tetap nekat main
sepak bola dan sempat mengalahkan kelas 5, walaupun saat itu kelas 5 berdalih
bahwa mereka tidak bermain dengan tim inti. Hahahhaah.. bahasanya agak tinggi,
padahal main-main biasa saja.
![]() |
Stadion Patriot Bekasi |
Singkat cerita, sempat
menjadi pemain bola tingkat Kabupaten dan terpilih pemain Bengkulu U-15, namun
karir disepak bola ya hanya sampai di situ saja. Praktis setalah tamat SMA, dan
beranjak kuliah, impian menjadi pemain bola pun perlahan menghilang. Tapi keciantaan
saya kepada olahraga ini tidak bisa diragukan lagi. Olahraga ini seperti sudah
mendarah daging dihidup saya. Untuk melampiaskannya, saya menjadi suporter. Mendukung
tim kesayangan lewat layar kaca dan datang ke stadion.
![]() |
Stadion Kanjuruhan Malang |
Datang ke stadion itu
rasanya sangat berbeda, anda tidak akan melihat replay, anda tidak akan
mendengar langsung yel-yel dan masih banyak lagi. Yang jelas, adrenalin mendukung
tim kesayangan langsung ke stadion itu seperti anda bertempur melawan penjajah
(mungkin terdengar agak lebay). Ya kurang lebih seperti itulah.