Penilaian otentik merupakan :“a form of assessment in which students
are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful application
of essential knowledge and skill (Jon Mueller, 2006:1). (suatu bentuk penilaian yang para siswanya
diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang
bermakna).
Authentic Assessment is engaging and worthy problems or
questions of importance in which students
must use knowledge to fashion performances effectively. The tasks are
either replicas of or analogous to the kind of problems faced by adult citizens
and consumers or professionals in the field” (Grant Wiggins, 1990:70).
(Menekankan hal yang lebih unik lagi. Beliau menekankan perlunya kinerja
ditampilkan secara efektif dan kreatif. Selain itu tugas yang diberikan dapat
berupa pengulangan tugas atau masalah yang analog dengan masalah yang dihadapi
orang dewasa (warganegara, konsumen, professional) di bidangnya).
Penilaian otentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh dosen/guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan peserta didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar
dikuasai dan dicapai (Majid,2015: 186)
Penilaian otentik adalah kegiatan
menilai apa yang seharusnya dinilai. Penilaian otentik merupakan prosedur
penilaian pada pembelajaran yang berbasis kontekstual (Nurhadi, Yasin dan
Senduk , 2004:52).
Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna
secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan
sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Sedangkan
istilah otentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Secara konseptual penilaian otentik
lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan
ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian otentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, pendidik menerapkan
kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar pembelajaran.
Penilaian otentik memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik.
Penilaian otentik merupakan suatu
bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia
nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk
mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan
penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan, melainkan kinerja
secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai sehingga penilaian otentik
merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
Penilaian otentik bertujuan untuk
mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi
di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Misalnya,
penugasan kepada peserta didik untuk menulis topik-topik tertentu sebagaimana
halnya di kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret dalam diskusi atau bedah
buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit tulisan sampai siap cetak.
Jadi, penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan
penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoretis.
Jadi penilaian otentik adalah
menilai kemampuan peseta didik apa adanya sesuai dengan apa yang dilakukan,
sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran aktif dan
inovatif serta berpusat pada peseta didik (student center). Penilaian
otentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan,
dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak
sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan
dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi
oleh pengetahuan teoretis.
Wiggins, G. (1990). The Case for Authentic Assessment. ERIC
Digest ED238611 (online). Available: http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed238611.html
Madjid, Abdul. (2015). Penilaian
Autentik : Proses dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya