Stewart at all (1985)[1]
mengutarakan perasaan senang, marah, takut, dan sedih sebagai basic emotions.
1.
Gembira
Setiap orang pada berbagai usia, mulai dari bayi hingga
orang yang sudah tua mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan
gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Dengan perasaan
menyenangkan, seseorang dapat merasakan cinta dan kepercayaan diri. Perasaan
gembira ini juga ada dalam aktivitas kreatif pada saat menemukan sesuatu,
mencapai kemenangan ataupun aktivitas reduksi stres (Izard dalam Stewart,
1985).
2.
Marah
Emosi marah terjadi pada saat individu merasa dihambat,
frustrasi karena tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang, diganggu atau
dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan dengan keinginannya. Perasaan
marah ini membuat orang, seperti ingin menyerang “musuhnya”. Kemarahan membuat
individu sangat bertenaga dan impulsif (mengikuti nafsu/keinginan).
Marah membuat otot kencang dan wajah merah (menghangat). Bartlet dan Izart
(Stewart, 1985) menguraikan ekspresi wajah tatkala marah yang ditandai dengan
dahi yang berkerut, tatapan tajam pada objek pencetus kemarahan, membesarnya
cuping hidung, bibir ditarik ke belakang, memperlihatkan gigi yang
mencengkeram, dan sering kali ada rona merah di kulit.
3.
Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang
menunjukkan adanya bahaya. Menurut Helen Ross (dalam Simanjuntak, 1984)
perasaan takut adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan
upaya mempertahankan diri. Stewart (1985) mengatakan bahwa perasaan takut
mengembangkan sinyal-sinyal adanya bahaya dan menuntun individu untuk bergerak
dan bertindak. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis, seperti mata
melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, badan gemetar, menangis, bersembunyi,
melarikan diri atau berlindung di belakang punggung orang lain.
4.
Sedih
Dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari
yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Perasaan
terasing, ditinggalkan, ditolak atau tidak diperhatikan dapat membuat individu
bersedih. Selanjutnya Stewart at all (1985) mengungkapkan bahwa ekspresi
kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis dan kening mengerut ke atas
dan mendalam, kelopak mata ditarik ke atas, ujung mulut ditarik ke bawah, serta
dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.